Malam ini menjelang beberapa waktu sudah kami saling mengenal. Entah
kenapa jadi ingin menggoreskan kisah.
Jadi teringat tanggal 15 juli waktu itu. Aku sengaja datang
3 setengah jam lebih awal dari jadwal penerbanganku ke pulau seberang yang
entah kapan aku akan terbang ketempat asal aku lahir. Aku menyampaikan pesan
bahwa aku berangkat sendiri kesini dalam situasi puasa dan cuaca yang panas. Aku
masih ingat rasanya semangat menarik koperku dan menggenggam telpon genggam
dengan harapan ada pesan bahwa dia sedang on the way datang kesini. Duduk disini
diteras Bandar udara yang lumayan padat. Sengaja mengosongkan satu kursi
disamping siapa tau dia datang. Hari hujan, takut dia kehujanan dijalan. Ternyata
memang tak kehujanan. Dia memberitau bahwa dia sedang ingin refreshing menonton
film dibioskop. Byurrr….hati kaya ikut kesiram air hujan, mendadak perasaan
campur aduk. Ada sepatah kalimat yang kukirim, mungkin bukan pesan bernada
marah baginya, tapi sebatas itu emosi yang bisa aku ungkapkan. Perlahan satu
persatu teman seperjuangan datang. Beberapa menit menjelang check-in, dan dia memang belum datang. Berharap
seperti ada perpisahan singkat, sebentar saja, setidaknya aku hanya ingin say
hi penutup yang entah kapan akan terulang lagi, dan ingin meminta restu secara
verbal bahwa aku ingin mengejar langkah akademikku sedikit lagi. But, that’s
not. Tidak akan terjadi. Tiket sudah
dicek. Dan aku sudah diruang tunggu, dan entah kapan kita akan temu sapa.
Sederhana sebenarnya, aku hanya ingin melihat senyumnya
waktu itu atau sepatah semangat buatku yang akan mengikuti tes. Tapi dia
mengira aku ditemani disini dan takut puasanya batal. Memang. Temanku 3 setengah
jam baru datang, aku dan dia sedang puasa. Tidak adakah secuil niatnya bertegur
sapa? Semenit saja?sangat jauhkah jarak dia denganku saat itu?
Tibatiba ada playlist lagu
BCL-KECEWA
Sedikit waktu yang kau miliki
Luangkanlah untukku
Harap secepatnya datangi aku
S’kali ini kumohon padamu
Ada yang ingin kusampaikan
Sempatkanlah
Hampa kesal dan amarah
S’luruhnya ada dibenakku
Tandai sekertika hati yang tak terbalas oleh cintamu
Kuingin marah melampiaskan tapi kuhanyalah sendiri disini
Inginku tunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku
kecewa
Sedetik menunggumu disini
s’perti seharian
Berkali kulihat jam ditangan demi membunuh waktu
Tak ku lihat tanda kehadiranmu yang smakin meyakiniku
Kau tak datang
Memang sampai 2 bulan lewat, tapi setiap part kejadian yang
entah begitu aku ingat dan tidak bisa aku lupa. Sempat ku Tanya padanya bila
aku pulang kesana apakah dia mau menjemput?maaf aku merasa ragu kata ‘iya’ itu
ada, mungkin karena runtuhnya rasa optimisme dulu bahwa dia bisa say hi walau 5 menit. Memang kata setia itu tidak pernah hilang, sampai sekarang. Memang kata ‘kangen’
itu tidak bisa dihapuskan. Tapi aku kehilangan harapan bahwa adanya pertemuan. Mungkin
dia akan mengira kita harus samasama berkorban baru pertemuan itu ada. Berharap
pengertiannya dan kepekaannya bahwa aku wanita ya fiit J
Hanya sepenggal coretan yang ingin aku tulis. Entah kapan
pertemuan selanjutnya. Tapi kuharap kita sudah balance dalam bersikap. Bismilaaah..No body’s
perfect and I still choice with you m.fithri rahmani because Allah...thanks for wait me, semangat ya dinasnya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar