Sabtu, 21 September 2013

Ketemu 22 lagi


Malam ini menjelang beberapa waktu sudah kami saling mengenal. Entah kenapa jadi ingin menggoreskan kisah. 

Jadi teringat tanggal 15 juli waktu itu. Aku sengaja datang 3 setengah jam lebih awal dari jadwal penerbanganku ke pulau seberang yang entah kapan aku akan terbang ketempat asal aku lahir. Aku menyampaikan pesan bahwa aku berangkat sendiri kesini dalam situasi puasa dan cuaca yang panas. Aku masih ingat rasanya semangat menarik koperku dan menggenggam telpon genggam dengan harapan ada pesan bahwa dia sedang on the way datang kesini. Duduk disini diteras Bandar udara yang lumayan padat. Sengaja mengosongkan satu kursi disamping siapa tau dia datang. Hari hujan, takut dia kehujanan dijalan. Ternyata memang tak kehujanan. Dia memberitau bahwa dia sedang ingin refreshing menonton film dibioskop. Byurrr….hati kaya ikut kesiram air hujan, mendadak perasaan campur aduk. Ada sepatah kalimat yang kukirim, mungkin bukan pesan bernada marah baginya, tapi sebatas itu emosi yang bisa aku ungkapkan. Perlahan satu persatu teman seperjuangan datang. Beberapa menit menjelang check-in, dan dia memang belum datang. Berharap seperti ada perpisahan singkat, sebentar saja, setidaknya aku hanya ingin say hi penutup yang entah kapan akan terulang lagi, dan ingin meminta restu secara verbal bahwa aku ingin mengejar langkah akademikku sedikit lagi. But, that’s not. Tidak akan terjadi. Tiket  sudah dicek. Dan aku sudah diruang tunggu, dan entah kapan kita akan temu sapa.

Sederhana sebenarnya, aku hanya ingin melihat senyumnya waktu itu atau sepatah semangat buatku yang akan mengikuti tes. Tapi dia mengira aku ditemani disini dan takut puasanya batal. Memang. Temanku 3 setengah jam baru datang, aku dan dia sedang puasa. Tidak adakah secuil niatnya bertegur sapa? Semenit saja?sangat jauhkah jarak dia denganku saat itu?
Tibatiba ada playlist lagu

BCL-KECEWA
Sedikit waktu yang kau miliki
Luangkanlah untukku
Harap secepatnya datangi aku
S’kali ini kumohon padamu
Ada yang ingin kusampaikan
Sempatkanlah

Hampa kesal dan amarah
S’luruhnya ada dibenakku
Tandai sekertika hati yang tak terbalas oleh cintamu
Kuingin marah melampiaskan tapi kuhanyalah sendiri disini
Inginku tunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku kecewa

Sedetik menunggumu disini  s’perti  seharian
Berkali kulihat jam ditangan demi membunuh waktu
Tak ku lihat tanda kehadiranmu yang smakin meyakiniku
Kau tak datang

Memang sampai 2 bulan lewat, tapi setiap part kejadian yang entah begitu aku ingat dan tidak bisa aku lupa. Sempat ku Tanya padanya bila aku pulang kesana apakah dia mau menjemput?maaf aku merasa ragu kata ‘iya’ itu ada, mungkin karena runtuhnya rasa optimisme dulu bahwa dia bisa say hi walau 5 menit. Memang kata setia itu tidak pernah hilang, sampai sekarang. Memang kata ‘kangen’ itu tidak bisa dihapuskan. Tapi aku kehilangan harapan bahwa adanya pertemuan. Mungkin dia akan mengira kita harus samasama berkorban baru pertemuan itu ada. Berharap pengertiannya dan kepekaannya bahwa aku wanita ya fiit J

Hanya sepenggal coretan yang ingin aku tulis. Entah kapan pertemuan selanjutnya. Tapi kuharap kita sudah balance dalam bersikap. Bismilaaah..No body’s perfect and I still choice with you m.fithri rahmani because Allah...thanks for wait me, semangat ya dinasnya J