Sabtu, 22 Juni 2013

22 :)


Pure buat piting ini catetan....
Hai…aku menulis orak arik ini tepat dimalam minggu seminggu setelah pertemuan penutup sebelum pertemuan yang belum bisa ditentukan akan terencana kapan.  Tidak ada perasaan menyesal sejak pertemuan itu, sudah ada feeling bahwa sepertinya memang kemaren pertemuan penutup. Mata tak bisa bohong, dan sepertinya kamu merasakannya. Dan memang karena waktu yang seperti ini yang menciptkan. Aku merasa ingin mengungkapkan beberapa part yang ingin aku orak arik. 

Pertemuan perdana yang tidak akan aku lupakan. Kita berbincang mengenai “karir” perkuliahan dan dunia kampus beserta organisasinya. Tak perlu waktu lama mungkin, tapi waktu itu sudah membuat aku yakin bahwa akan terasa lebih lengkap kehidupanku jika beriringan dengan pemikiran matangmu. Aku sangat ingat waktu itu dan sepertinya tidak bisa aku lupa. Jika kamu menanyakan “kenapa bisa” maka aku hanya bisa menjawab “entah” karena memang aku tak tau dari mana keyakinan itu muncul.

Memang ibarat pohon kita masih bertumbuh. Belum tinggi, jauh dari kata besar, mengingat waktu bertumbuh yang belum terlalu lama, tapi dengan banyaknya komunikasi dan kadang selisih paham yang kita alami semakin memahami bagaimana “real” pemikiranmu, yang menyadarkan diri bahwa aku sangat kekanak-kanakan dan hanya punya sikap dewasa setengah matang. Dan kamu mampu merangkak untuk tidak meninggalkan dan tetap membimbing sampai saat ini. Terima kasih.

Sebenarnya banyak yang ingin aku tulis. Tapi tak sanggup aku ketik. Sebentar lagi. Mm…mungkin ini rangkumannya saja ya…

Untuk komitmen dari komunikasi yang kita bangun kita sudah sangat matang untuk punya visi yang sama. Hanya karena targetku yang selama ini menjadi “kerikil” manis untuk merealisasikannya. Aku terlalu memintamu untuk bersabar. Semoga kamu menerima ya…sepertinya menerimanya. Angka itu (tak usah ditulis ya,,,hhe) sudah disepakati. Dan sudah jadi janji pribadi di masing-masing hati. Kita tampak kompak 

Sebentar lagi…bukan..beberapa hari lagi “real” jarak jauh akan kita jalani. Mmm..tanpa bercerita aku sudah banyak menyimak kisah “jarak jauh” dari sebuah buku. Sebenarnya aku mengharapkan ada pertemuan selanjutnya dan aku akan ceritakan salah satu kisahnya, tapi kita sama sama tau mengapa tidak bisa, maaf sekali lagi. Lebih baik aku ceritakan disini. Dari buku itu ada dua orang yang mengalami hal serupa seperi kita. Si wanita bekerja sebagai perawat disatu kota, sedangkan si pria menjadi polisi dipulau terpencil yang sulit ditempuh perjalanannya. Komunikasi mereka hanya melalui Hp. Happy end. Dalam beberapa waktu mereka bersama. I hope we will….

Muhammad Fithri Rahmani…aku memang punya dua mata tapi tak bisa melihatmu…dua tangan yang tidak bisa menggenggam tanganmu…dua kaki yang tak bisa berjalan denganmu…tapi aku punya hati yang tulus untukmu.. percaya kok CCTV Allah akan menjaga dan melindungi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar